BAB 1
PENDAHULAN
1.1
Latar belakang
Ilmu kesejahteraan keluarga adalah ilmu yang mempelajari tentang
kehidupan keluarga, hal-hal yang mempengaruhi kehidupan keluarga, serta
cara-cara memperbaiki kehidupan keluarga, menuju ke arah kesejahteraan
keluarga.
Keluarga merupakan agen sosialisasi. Keluarga sebagai kumpulan
orang-orang yang mempunyai hubungan erat mempunyai peran penting dalam proses
sosialisasi berbagai hal tentang kehidupan.
Sosiologi keluarga adalah ilmu yang mempelajari realitas sosiologis
dari interaksi, pola, bentuk dan perubahan dalam lembaga keluarga, juga
pengaruh perubahan/pergeseran masyarakat terhadap keluarga dan berpengaruh
sistem dalam keluarga terhadap masyarakat secara umum
Mengapa perlu mempelajari ilmu sosiologi keluarga, karena awal
muasal apa yang terjadi pada dalam masyarakat dan akan berpengaruh juga dalam
masyarakat.
1.2
Rumusan masalah
Dari latar belakang dapat ditentukan
rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana
sejarah perkembangan sejarah ilmu kesejahteraan keluarga?
2.
Apa itu ilmu
kesejahteraan keluarga?
3.
Apa tujuan dari
mempelajari ilmu kesejahteraan keluarga?
4.
Apa itu
sosiologi keluarga?
1.3 Tujuan penulisan
Dari rumusan masalah, dapat disimpulkan tujuan penulisan yang akan
dicapai pada makalah ini, sebagai
berikut:
1.
Untuk
mengetahui sejarah perkembangan ilmu kesejahteraan keluarga.
2.
Untuk
mengetahui pengertian dari pengertian kesejahteraan keluarga.
3.
Untuk
mengetahui tujuan dari ilmu kesejahteraan keluarga.
4.
Untuk
mengetahui pengertian dari sosiologi keluarga.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU
KESEJAHTERAAN KELUARGA
IKK ( ilmu kesejahteraan keluarga ) sebagai cabang ilmu sosial
terapan (applied science) sanga penting dipahami dan dipelajari dalam rangka
pembangunan masyarakat secara material maupun spriritual. Pembangunan
masyarakat harus dimulai dari lembaga-lembaga sosial seperti keluarga, dimana
keluarga menjadi lembaga sosial terkecil dalam kehidupan masyakarat. Anggota
masyarakat sebenarnya adalah anggota keluarga-keluarga. Anggota keluarga sangat
menentukan suasana kehidupan sosial ekonomi masyarakat dan negaranya.
Dalam hal ini tidak boleh dilupakan bahwa tujuan pembangunan
masyarakat adalah kesejahteraan masyarakat yang berarti pula mau melahirkan
kesejahrtaraan melalui keluarga-keluarga sebagai bagian terkecil dalam
masyarakat itu. Peningkatan kualitas keluarga didalam upaya mencapai masyarakat
sejahtera ini dibutuhkan berbagai pengetahuan dalam bentuk konsep dan teori
dalam ikk (home economics). Oleh karena itu, untuk mengambangkan suatu bentuk
program pendidikan yang dibentuk PKK dan mulai resmi dipergunakan sekitar tahun
1957 sampai pada masa sekarang ini.
Untuk sampai pada istilah pkk yang dikenal sekarang, perlu ditelaah
terdahulu sejarah pendidikan wanita diindonesia, karena PKK tidak dapat dipisahkan
dari pendidikan khusus untuk wanita. Dia merupakan kelanjutan daripadanya.
Dari sejarah dapata dilihat bahwa kesempatan mendapatkan pendidikan
formal bagi pria dan wanita pada zaman penjajahan belanda tidaklah sama. Kaum
wanita yang telah menginjak dewasa, diharuskan tinggal dirumah dan mendapatkan
pendidikan tradisional dari orang tuanya, terutama dari ibunya. Pendidikan
tradisional bagi gadis-gadis dirumah pada waktu itu hanya berkisar pada hal-hal
yang menyangkut kehidupan rumah tangga, sebagai persiapan menjadi ibu rumah
tangga yang baik sesuai norma-norma yang berlaku pada saat itu. Norma-norma
tersebut banyak merugikan kaum wanita. Kaum wanita harus menerima apa yang
diberikan kepadanya oleh orang-orang yang berkuasa pada dirinya yaitu;
a.
Orang tua pada
waktu dia masih tinggal dalam lingkungan keluarganya
b.
Suaminya,
apabila ia telah menikah
c.
Masyarakat
sekitarnya
Nasib kaum wanita amat menyedihkan. Hal ini menyentuh hati nurani
kaum wanita lainnya yang memiliki fasilitas untuk berpikir kearah perbaikan
nasib kaumnya, misalnya saja RA. Kartini, Dewi sartika, dan banyak lagi
lainnya. Dewi sartika memperinci
jenis-jenis pendidikan yang diperoleh gadis-gadis dari orang tuanya, sebagai
berikut;
a.
Belajar
mengurus rumah tangga, melap debu, mencuci piring dan panci, menjelujur,
menisik pakaian dan memasak.
b.
Mengajarkan
adat dan tata krama menurut lapisan masyarakat si gadis.kalau gadis itu berasal
dari kalangan baik-baik, dia harus mengetahui adat kaum menak (bangsawan). Yang
harus diketahui ada 3 bentuk, yaitu sikap terhadap atasan, sikap terhadap
sesamanya, dan sikap terhadap bawahannya. Kalau dia berasal dari lapisam
bawahan (kaum somah), maka dia hanya diharuskan mempelajari kaum somah saja
c.
Belajar merawat
orang sakit, antara lain denga membuat ramuan obat untuk diminumkan kepada
sisakit, ataupun memesakkan makanan khusus untuk orang saikt.
d.
Memberikan
pengertian-pengertian keagaamaan, terbatas pada belajar mengaji al-qur’an, bila
si gadis bertambah dewasa, diajar melakukan sembahyang dan puasa pada bulan ramadhan.
Semua pendidikan tersebut, dilaksanakan secara tradisional, dan
semua tergantung dari kebijaksanaan orang tua dan kemampuan orang tuanya. Orang
tua umumnya tidak pernah mendapat pendidikan khusus mengenai hal tersebut; dari
pendidikan formal. Jadi semuanya semata-mata tergantung dari pengalaman dan
kehidupan sehari-hari.
Tujuan pendidikan yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya
(anak-anak gadisnya) adalah untuk mempersiapkan gadis-gadis tersebut untuk
menjadi isteri yang betul-betul patuh terhadap suami yang diperuntukkan
baginya, apapun yang terjadi. Kebebasan bergerak di depan umum dan kehidupan
sosial di luar rumah, sama sekalih asing bagi mereka.
Keadaan seperti itulah yang banyak meyentuh hati nurani para
pejuang emansipasi wanita. Mereka berpendapat bahwa wanita harus memiliki
hak-hak yang sama dengan pria, terutama dalam kehidupan keluarga. Para pejuang
wainta tersebut yakin bahwa hal tersebut hanya kana tercapai apabila para
wanita mendapat pendidikan.
Para pejuang wanita yakin bahwa dengan pendidikan yang diterima
kaum wanita maka akan dapat membasmi sebab atau hal-hal yang dapat menyebabkan
penderitaan wanita. Sebab-sebab tersebut adalah:
a.
Perkawinan
dibawah umur
b.
Perkawinan yang
hanya memperhatikan kepentingan orang tua dengan tanpa memperhatikan
kepentingan gadis yang bersangkutan.
c.
Poligami,
sistem selir.
d.
Tidak ada
undang-undang perkawinan yang mengatur dan menjamin hak-hak wanita sebagai
isteri dan ibu rumah tangga
e.
Kesewenang-wenangan
suami sebagai kepala rumah keluarga.
Hasil yang diharapkan adalah mempersiapkan wanita untuk memasuki
jenjang perkawinan da menjadi ibu rumah tangga yang baik dan mengetahui
hak-haknya dan menjalankan kewajibannya dengan sempurna. Oleh karena itu
sekolah kejuruan wanita adalah sekolah yang paling dianjurkan untuk pendidikan
gadis-gadis. Menyusul sekolah bidan dan perawat
Pada tahun 1914, pemerintah belanda mendirikan sekolah-sekolah
khusus wanita. Alasan-alasan dari pemerintah belanda mengapa gadis-gadis
indonesia perlu memperoleh pendidkan adalah
a.
Membuka jalan
bagi pendidikan anak yang direncanakan
b.
Dapat
mengembangkan sifat-sifat hemat, rapi da teratur dalam rumah tangga dan turut
pula membantu untuk mengurangi kecenderungan beranak banyak, ialah hal yang
biasa melekat pada rumah tangga kalangan bawah.
c.
Dapat
merintangi poligami perkawinan yang disatu pihak tidak diinginkan
d.
Dapat
mengurangi kematian dan penyakit dikalangan rakyat, karena wanita terdidik mau
menerima pengertian tentang kebersihan.
e.
Dapat membuat
hidup lebih nikmat dan membuat kaum pria yang telah maju lebih merasa kerasan
tinggal dirumah
f.
Dapat membuka
jalan bagi kaum wanita untuk dapat ikut serta dalam hidup bermasyakarat membuka
jalan untuk dapat menduduki berbagai jabatan
Selanjutnya dinyatakan bahwa perbedaan khas arti pendidikan unutk
gadis-gadis dan untuk anak laki-laki adalah, pendidikan untuk kaum pria
mempunyai kegunaan langsung terlihat dan bersifat ekonomis, sedangkan
pendidikan kaum wanita lebih penting artinya untuk pendidikan bangsa dan dengan
demikian secara tidak langsung mendorong dengan kuat sosial da ekonomi bangsa
tersebut.
Pada zaman dahulu pemerintah hanya memperhatikan pendidikan bagi
anak laki-laki saja, bekerja secara setengah-setengah dan akan mendorong
tumbuhnya suatu masyarakat yang secara intelektualis bersifat timpang. Mengenai
keberatan-keberatan umum terhadap sekolah campuran dinyatakan sebagai berikut:
a.
Rendahnya
kedudukan wanita pada umunya dalam pandangan dan dalam lingkungan rumah tangga
dan masyarakat bangsa-bangsa yang maish terbelakang.
b.
Pandangan bahwa
seorang wanita pada umumnya tidak memerlukan untuk mencari nafkah.
c.
Memencilkan
gadis-gadis kalau mereka ahli baliq, terutama dipertahankan dengan keras dalam
masa pertunanga.
d.
Kadang-kadang
juga terdapat rasa enggan untuk menyekolahkan gadis-gadis pada sekolah-sekolah
sempurna, karena bagi wanita kurang enak kalau harus berjalan sewaktu pulang
sekolah diantara banyak laki-lakinya yang berkeliaran yang semberono.
Dari pertimbangan-pertimbangan diatas diambil kesimpulan sebagai
berikut:
a.
Tidaklah
bijaksana kalau pihak pemerintah memberi dorongan untuk berdirinya sekolah
putri tersendiri, pada tingkatan sekolah dasar.
b.
Baik sekalih
untuk mendirikan sekolah-sekolah khusus wanita yang lebih tua usianya dan untuk
pendidikan lanjutan.
c.
Sekolah-sekolah
puteri khusus itu haruslah merupakan sambungan dari lembaga-lembaga pendidikan
dasar yang ada dan harus bertujuan membentuk ibu-ibu rumah tangga yang maju dan
berpendidikan baik.
d.
Belum lagi tiba
masanya untuk mendirikan sekolah-sekolah negeri untuk gadis-gadis yang mempersiapkan
mereka untuk berjabatan dan pekerjaan
e.
Karena
alasan-alasan praktis hendaknya pada sekolah-sekolah yang dimasuki sub b dan c
digabungkan
Kalau dikaji lebih jauh lagi dengan melihat data yang ada faktor
yang menghambat pada kesempatan belajar bagi wanita pada waktu itu adalah
datangnya dari orang tua itu sendiri. Pada waktu itu pemerintah telah membuka
sekolah campuran yang boleh diikuti baik dari pihak pria maupun wanita yang
memenuhi persyaratan. Dan untuk memenuhi kebutuhan mengajar pada
sekolah-sekolah tersebut, pemerintah mendirikan sekolah khusus guru yang materi
pendidikannya adalah keterampilan yang diperlukan untuk rumah tangga meliputi:
a.
Memasak, mengatur
perabot rumah tangga
b.
Menjahit,
menisik, menampal, menghias kain
c.
Mencuci dan
menyetrika
d.
Ilmu pendidikan
Tujuan pendidikannya sesuai dengan yang diperjuangkan oleh kaum
wanita pada zaman itu, adalah mendidik calon rumah tangga yang memiliki
kecakaapan dan keterampilan dalam tugas-tugas kerumahtanggaan.
Selama perang dunia kedua jenis pendidikan tersebut dinamakan
pendidikan keputrian dan bahasanya pengantarnya dari bahasa belanda diganti
menjadi bahasa indonesia dan sekolahnya pun dirubah menjadi S.K.P (sekolah
kepandaian puteri) dan S.G.K.P (sekolah guru kepandaian puteri) yang materi
pendidikannya dan tujuan pendidikannya masih tetap seperti sebelumnya.
Setelah indonesia merdeka jenis pendidikan ini diberi nama
pendidikan wanita, kemudian berubah menjadi pendidikan kejuruan kewanitaan.
Tujuan pendidikannya sama dengan sebelumnya, akan tetapi lebih disesuaikan
dengan pembentukan warga negara yang merdeka. Dalam periode ini
hambatan-hambatan yang datangnya dari orang tua berangsur-ansur menghilang, dapat
dilihat dari jumlah wanita yang memasuki lembaga-lembaga pendidikan. Dengan
demikian untuk wanita semakin meluas, kemudian dibukalah kursus BI, PKP (BI
pendidikan kepandaian puteri) di jakarta. Mahasiswanya adalah guru-guru lulusan
SGKP yang telah mengajar beberapa tahun. BI, PKP mempunyai jurusan-jurusan/
bagian-bagian:
a.
Bagian AI,
memasak da pengetahuan yang berhubungan dan methodik khusus
b.
Bagian AII.
Kerumah tanggaan dan pengetahuan yang berhubungan dan methodik khusus
c.
Bagian B.
Menjahit dan pengetahuan yang berhubungan dan methodik khusus
d.
Bagian C.
Menggambar kerajinan tangan dan pengetahuan yang berhubungan dan methodik
khusus.
Tujuannya yaitu menyiapkan calon ibu rumah tangga yang baik dan
calon guru-guru kejuruan kewanitaan tersebut diatas. Dalam periode berikutnya
banyak guru BI, PKP mendapat kesempatan belajar diluar negeri dan mereka
mempelajari pendidikan yang sejenis dengan pola yang berbeda sesuai dengan
negaranya masing-masing. Maka dikenallah macam-macam nama jenis untuk
pendidikan tersebut antara lain:
a.
Home economics
b.
Home and family
life education
c.
Home science
d.
Domestic
science
e.
Home teknology
Dari hasil kunjungan keluar negeri inilah dapat dikumpulkan bahan
yang berhubungan dengan pendidikan tersebut diatas, kemudian diolah dan
dipikirkan bersama untuk dilihat kemungkinannya dapat diterapkan di indonesia
Pada tahun 1955 sampai tahun 1956 timbullah gagasan untuk mencari
suatu metode dalam melaksakan cita-cita kesejahteraan masyarakat melalui
keluarga. Pemerintah telah menyadari pentinngnya pendidikan laki-laki maupun
wanita dalam usaha penigkatan taraf hidup masyarakat dan kesehjahteraan bangsa
indonesia.
Pada tahun 1957 dibogor diadakan seminar yang dinamakan seminar hiu
lconomics. Anggota-anggota pesertanya terdiri dari:
a.
Para ahli
bidang kewanitaan
b.
Wakil-wakil
dari lembaga makanan rakyat
Dari seminar tersebut lahirlah instilah “Pendidikan Kesejahteraan
Keluarga” istilah ini dianggap paling tepat untuk jenis pendidikan yang
dicita-citakan tadi, sesuai dengan azaz-azaz yang dijunjung tinggi oleh bangsa
indonesia, ialah azaz kekeluargaan dan gotong royong. Oleh karena itu dirasa
amat penting adanya kesatuan pendapat dalam konsepsi pendidikan kesejahteraan
tersebut diatas. Maka berdasarkan UU no. A 48 008/U.U tertanggal 28 agustus
1961, terbentuklah suatu panitia yang bernama “panitia penyusun tata susunan
mata pelajaran pendidikan kesejahteraan keluarga”.
Anggotanya terdiri dari wakil-wakil:
a.
Dapartemen
pendidikan kebudayaan, di wakili oleh
·
Jawatan
pendidikan kejuruan
·
Jawatan
pendidikan umu
·
Jawatan
pendidikan guru
·
Jawatan
pendidikan masyarakat
·
Urusan
pendidikan kejuruan kwwanitaan
·
Biri
perundang-undangan
b.
Fakultas
keguruan ilmu pendidikan, diwakili oleh ketua jurusan ilmu kesejahteraan
keluarga universitas indonesia
c.
Dapartemen
sosial
d.
Dapartemen kesehatan
e.
Dapartemen
pertanian
f.
Dapartemen
agama
g.
Lembaga
psykhology, UI
h.
Fakultas
kedokteran UI
i.
Lembaga makanan
masyarakat
j.
Palang merah
indonesia
k.
Taman siswa
l.
DPRGR
m.
Wakil dari
kongres wanita indonesia
n.
Beberapa tamu
ahli
Sejak tahun 1961 SKP, SGKP, PKP berangsur-angsur mengalami
perubahan dan penyempurnaan materinya. Lahirnya nama-nama berikut:
a.
SKKP (sekolah
kesejehteraan keluarga pertama)
b.
SKKA (sekolah
kesejahteraan keluarga atas)
Lama pendidikannya 3 tahun dengan jurusan-jurusannya:
a.
Makanan dan
tata laksana rumah tangga
b.
Pakaian dan
tekstil
c.
Kerajinan
d.
Membimbing anak
Semenjak itu BI, PKP, yang lama waktu pendidikannya 2 tahun
diperpanjang menjadi 3 tahun kemudian dilebur dalam jurusan ilmu kesejahteraan
keluarga, yang pertama di indonesia adalah di jakarta. Kemudian lahirlah IKIP-IKIP lainnya di seluruh Indonesia. Telah
disadari bahwa pendidikan tersebut untuk diketahui oleh semua lapisan
masyarakat, baik pria maupun wanita. Suatu keluarga baru dikatakan sejahtera
apabila semua anggota keluarga tersebut ada usaha kearah itu.
Pada tahun 1969, telah berdiri 9 buah PLPKK provinsi latihan yang
diikuti oleh:
a.
Guru-guru SKKP
b.
Guru-guru SKKA
c.
Guru-guru
sekolah umur
d.
Guru-guru SLA
e.
Organisasi-organisasi
wanita
Jenis pendidikan tersebut terus berkembang sampai saat ini,
dan perguruan tinggi yang telah membuka
bidang study PKK adalah:
a.
Jakarta
b.
Bandung
c.
Yogyakarta
d.
Makassar
e.
Semarang
f.
Surabaya
g.
Padang
h.
manado
Tujuannya yaitu mencetak tenaga-tenaga ahli tingkat menengah yang
siap melaksanakan tugas yang berhubungan dengan keahliannya masing-masing. Dan
Untuk meningkatkan tenaga pengajar penataran-penataran baik untuk tingkat
guru-guru SMP, maupun guru-guru tingkat tingkat SMA. Dan PKK berkembang bukan
saja pada profesi sebagai pendidik, akan tetapi telah meluas pada bidang
ketanakerjaan lainnya.
2.2 PENGERTIAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
A. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses bantuan (bimbingan, pembinaan, atau
tuntunan) kepada individu untuk mencapai suatu tujuan.
Pengertian pendidikan menurut para ahli:
1.
Ki Hajar
Dewantara
Pendidikan adalah tuntutan didalam hidup tumbuhnya anak-anak.
Maksudanya adalah pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada
pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya
2.
Ahmad D.Marimba
Adalah bimbingan atau bimbingan secara sadar oleh pendidik terdapat
perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju terbentuknya keperibadian yang
utama.
3.
H,H,Horne
Pendidikan adalah alat dimana kelompok sosial melanjutkan
keberadaannya dalam mempengaruhi diri sendiri serta menjaga idealismenya.
4.
Menurut UU No.
20 Tahun 2003
Pendidikan adalah usaha sadar untuk mewujudkan suasana belajar da
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirnya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,
keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan
harus diarahkan pada usaha :
a.
Membangun
kualitas manusia yang takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b.
Mempunyai
semangat dan kesadaran kebangsaan yang tinggi.
c.
Berbudi pekerti
yang luhur dan berkepribadian yang kuat.
d.
Cerdas.
e.
Terampil.
f.
Dapat
memelihara hubungan yang baik antara sesama manusia dan lingkungannya.
g.
Dapat mengembangkan
dan menyuburkan sikap demokrasi.
h.
Sehat jasmani.
i.
Mampu
mengembangkan daya estetis.
j.
Berkesanggupan
membangun diri dan masyarakat.
B. Kesejahteraan
Kesejahteraan berasal dari kata sejahtera yakni suatu keadaan yang
baik, kondisi dimana manusia dalam keadaan makmur, sehat dan damai. Menurut
KKBI kata kesejahteraan merupakan kata benda ynag mempunyai arti hal atau
keadaan sejahtera, keamanan, keselamatan dan ketentraman. Sedangkan kata
sejahtera sendiri memiliki arti aman sentosa dan makmur, selamat (terlepas dari
segala macam gangguan). Kesejahteraan dalam pada intinya mencakup dua hal pokok
yaitu kesejahteraan sosial yang bersifat jasmani (lahir) dan rohani (batin).
C. Keluarga
Keluarga adalah Suatu unit sosial terkecil dalam masyarakat yang anggota-anggotanya
terikat oleh adanya hubungan Perkawinan yang diatur oleh undang-undang serta
hubungan darah (anak kandung) atau ( anak adopsi) dan mengabdi dirinya kepada usaha
untuk mencapai tujuan bersama untuk kelangsungan hidup yang dilandasi rasa cinta
kasih dan sayang seta tanggung jawab.
Pengertian
keluarga menurut para ahli:
1.
Duvall dan
Logan ( 1986 ) :
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,
kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya,
dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap
anggota keluarga.
2.
Bailon dan
Maglaya ( 1978 ) :
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling
berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
3.
Departemen
Kesehatan RI ( 1988 ) :
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
4.
Helvie (1981)
Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam suatu rumah
tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
5.
Ny. Sri Rusmini,
B.A. (1984)
Keluarga adalah suatu kesatuan yang anggota-anggotanya mengabdikan
dirinya pada kepentingan dan tujuan keluarga dengan rasa cinta dan kasih
sayang, dimana anggota-anggotanya berkewajiban tolong menolong dan berusaha
mensukseskan tujuan keluarga serta dimana anggota-anggotanya berhak
mengeluarkan pendapatnya dan didengarkan pendapatnya oleh anggota yang lain.
Jadi, pengertian pendidikan kesejahteraan keluarga adalah
pendidikan yang ditujukan kepada seluruh anggota keluarga dalam usaha membina
suatu keluarga yang sejahtera bagi seluruh anggota keluarga.
D. Ilmu kesejahteraan keluarga
Ilmu
kesejahteraan keluarga adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan keluarga,
hal-hal yang mempengaruhi kehidupan keluarga, serta cara-cara memperbaiki kehidupan
keluarga, menuju ke arah kesejahteraan keluarga.
2.3. TUJUAN ILMU KESEJAHTERAAN KELUARGA
Dalam
hubungan dengan pengertian pendidikan kesejahteraan keluarga dan perkembangan
yang telah tercapai hingga saat ini, maka tujuan pendidikan kesejahteraan
keluarga sudah lebih berkembang yakni :
a.
Untuk mendidik
anggota keluarga.
b.
Meningkatkan
kemampuan, kecakapan, dan keterampilan anggota keluarga dalam memenuhi
kebutuhan keluarga dengan sumber yang dimiliki.
c.
Untuk mendidik
anggota keluarga menjadi anggota keluarga yang baik dan anggota masyarakat yang
bertanggung jawab.
d.
Membuka
berbagai kesempatan kerja yang ada hubungannya dengan kerumahtanggaan dengan
wiraswasta atau menjadi pekerja, guru dan sebagainya.
2.4
PENGERTIAN SOSIOLOGI KELUARGA
Sosiologi keluarga adalah ilmu yang
mempelajari realitas sosiologis dari interaksi, pola, bentuk dan perubahan
dalam lembaga keluarga, juga pengaruh perubahan/pergeseran masyarakat terhadap
keluarga dan berpengaruh sistem dalam keluarga terhadap masyarakat secara umum.
Pengertian sosiologi keluarga dapat didevinisikan, sebagai suatu
kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah
atau adopsi yang disatukan dalam susunan rumah tangga berinteraksi dan
berkomunikasi satu sama lain dan menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami
istri, ayah ibu, putra dan putrinya, saudara laki-laki dan perempuan serta
merupaka pemeliharaan kebudayaan.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
1.
Sejarah
perkembangan ilmu kesejahteraan keluarga
Pada tahun 1955 sampai tahun 1956
timbullah gagasan untuk mencari suatu metode dalam melaksakan cita-cita
kesejahteraan masyarakat melalui keluarga. Pemerintah telah menyadari
pentinngnya pendidikan laki-laki maupun wanita dalam usaha penigkatan taraf hidup
masyarakat dan kesehjahteraan bangsa indonesia.
Pada tahun 1957 dibogor diadakan seminar yang dinamakan seminar hiu
lconomics. Anggota-anggota pesertanya terdiri dari:
a.
Para ahli
bidang kewanitaan
b.
Wakil-wakil
dari lembaga makanan rakyat
Dari seminar tersebut lahirlah instilah “Pendidikan Kesejahteraan
Keluarga” istilah ini dianggap paling tepat untuk jenis pendidikan yang
dicita-citakan tadi, sesuai dengan azaz-azaz yang dijunjung tinggi oleh bangsa
indonesia, ialah azaz kekeluargaan dan gotong royong. Oleh karena itu dirasa
amat penting adanya kesatuan pendapat dalam konsepsi pendidikan kesejahteraan
tersebut diatas. Maka berdasarkan UU no. A 48 008/U.U tertanggal 28 agustus
1961, terbentuklah suatu panitia yang bernama “panitia penyusun tata susunan mata
pelajaran pendidikan kesejahteraan keluarga”.
2.
Pengertian
kesejahteraan keluarga
pengertian pendidikan kesejahteraan keluarga adalah pendidikan yang ditujukan kepada seluruh anggota keluarga
dalam usaha membina suatu keluarga yang sejahtera bagi seluruh anggota
keluarga.
Ilmu kesejahteraan keluarga
adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan keluarga, hal-hal yang
mempengaruhi kehidupan keluarga, serta cara-cara memperbaiki kehidupan
keluarga, menuju ke arah kesejahteraan keluarga.
3.
Tujuan ilmu
kesejahteraan keluarga
a.
Untuk mendidik
anggota keluarga.
b.
Meningkatkan
kemampuan, kecakapan, dan keterampilan anggota keluarga dalam memenuhi
kebutuhan keluarga dengan sumber yang dimiliki.
c.
Untuk mendidik
anggota keluarga menjadi anggota keluarga yang baik dan anggota masyarakat yang
bertanggung jawab.
d.
Membuka
berbagai kesempatan kerja yang ada hubungannya dengan kerumahtanggaan dengan
wiraswasta atau menjadi pekerja, guru dan sebagainya.
4.
Pengertian
sosiologi keluarga
Sosiologi keluarga
adalah ilmu yang mempelajari realitas sosiologis dari interaksi, pola, bentuk
dan perubahan dalam lembaga keluarga, juga pengaruh perubahan/pergeseran
masyarakat terhadap keluarga dan berpengaruh sistem dalam keluarga terhadap
masyarakat secara umum
3.2
SARAN
Menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka kami
menyadari masih perlu banyak menambah referensi, memperbanyak sumber materi
yang tentunya dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Sekiranya kepada
pembaca apabila terdapat kesalahan baik itu dari materi ataupun dari pengetikan
kami harap dimaklumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar