Rabu, 04 September 2019

ILMU KESEJAHTRAAN KELUARGA


BAB 1
PENDAHULAN
1.1  Latar belakang
Ilmu kesejahteraan keluarga adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan keluarga, hal-hal yang mempengaruhi kehidupan keluarga, serta cara-cara memperbaiki kehidupan keluarga, menuju ke arah kesejahteraan keluarga.
Keluarga merupakan agen sosialisasi. Keluarga sebagai kumpulan orang-orang yang mempunyai hubungan erat mempunyai peran penting dalam proses sosialisasi berbagai hal tentang kehidupan.
Sosiologi keluarga adalah ilmu yang mempelajari realitas sosiologis dari interaksi, pola, bentuk dan perubahan dalam lembaga keluarga, juga pengaruh perubahan/pergeseran masyarakat terhadap keluarga dan berpengaruh sistem dalam keluarga terhadap masyarakat secara umum
Mengapa perlu mempelajari ilmu sosiologi keluarga, karena awal muasal apa yang terjadi pada dalam masyarakat dan akan berpengaruh juga dalam masyarakat.
1.2  Rumusan masalah
Dari latar belakang dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana sejarah perkembangan sejarah ilmu kesejahteraan keluarga?
2.      Apa itu ilmu kesejahteraan keluarga?
3.      Apa tujuan dari mempelajari ilmu kesejahteraan keluarga?
4.      Apa itu sosiologi keluarga?
1.3 Tujuan penulisan
Dari rumusan masalah, dapat disimpulkan tujuan penulisan yang akan dicapai pada  makalah ini, sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui sejarah perkembangan ilmu kesejahteraan keluarga.
2.      Untuk mengetahui pengertian dari pengertian kesejahteraan keluarga.
3.      Untuk mengetahui tujuan dari ilmu kesejahteraan keluarga.
4.      Untuk mengetahui pengertian dari sosiologi keluarga.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KESEJAHTERAAN KELUARGA
IKK ( ilmu kesejahteraan keluarga ) sebagai cabang ilmu sosial terapan (applied science) sanga penting dipahami dan dipelajari dalam rangka pembangunan masyarakat secara material maupun spriritual. Pembangunan masyarakat harus dimulai dari lembaga-lembaga sosial seperti keluarga, dimana keluarga menjadi lembaga sosial terkecil dalam kehidupan masyakarat. Anggota masyarakat sebenarnya adalah anggota keluarga-keluarga. Anggota keluarga sangat menentukan suasana kehidupan sosial ekonomi masyarakat dan negaranya.
Dalam hal ini tidak boleh dilupakan bahwa tujuan pembangunan masyarakat adalah kesejahteraan masyarakat yang berarti pula mau melahirkan kesejahrtaraan melalui keluarga-keluarga sebagai bagian terkecil dalam masyarakat itu. Peningkatan kualitas keluarga didalam upaya mencapai masyarakat sejahtera ini dibutuhkan berbagai pengetahuan dalam bentuk konsep dan teori dalam ikk (home economics). Oleh karena itu, untuk mengambangkan suatu bentuk program pendidikan yang dibentuk PKK dan mulai resmi dipergunakan sekitar tahun 1957 sampai pada masa sekarang ini.
Untuk sampai pada istilah pkk yang dikenal sekarang, perlu ditelaah terdahulu sejarah pendidikan wanita diindonesia, karena PKK tidak dapat dipisahkan dari pendidikan khusus untuk wanita. Dia merupakan kelanjutan daripadanya.
Dari sejarah dapata dilihat bahwa kesempatan mendapatkan pendidikan formal bagi pria dan wanita pada zaman penjajahan belanda tidaklah sama. Kaum wanita yang telah menginjak dewasa, diharuskan tinggal dirumah dan mendapatkan pendidikan tradisional dari orang tuanya, terutama dari ibunya. Pendidikan tradisional bagi gadis-gadis dirumah pada waktu itu hanya berkisar pada hal-hal yang menyangkut kehidupan rumah tangga, sebagai persiapan menjadi ibu rumah tangga yang baik sesuai norma-norma yang berlaku pada saat itu. Norma-norma tersebut banyak merugikan kaum wanita. Kaum wanita harus menerima apa yang diberikan kepadanya oleh orang-orang yang berkuasa pada dirinya yaitu;
a.       Orang tua pada waktu dia masih tinggal dalam lingkungan keluarganya
b.      Suaminya, apabila ia telah menikah
c.       Masyarakat sekitarnya
Nasib kaum wanita amat menyedihkan. Hal ini menyentuh hati nurani kaum wanita lainnya yang memiliki fasilitas untuk berpikir kearah perbaikan nasib kaumnya, misalnya saja RA. Kartini, Dewi sartika, dan banyak lagi lainnya.  Dewi sartika memperinci jenis-jenis pendidikan yang diperoleh gadis-gadis dari orang tuanya, sebagai berikut;
a.       Belajar mengurus rumah tangga, melap debu, mencuci piring dan panci, menjelujur, menisik pakaian dan memasak.
b.      Mengajarkan adat dan tata krama menurut lapisan masyarakat si gadis.kalau gadis itu berasal dari kalangan baik-baik, dia harus mengetahui adat kaum menak (bangsawan). Yang harus diketahui ada 3 bentuk, yaitu sikap terhadap atasan, sikap terhadap sesamanya, dan sikap terhadap bawahannya. Kalau dia berasal dari lapisam bawahan (kaum somah), maka dia hanya diharuskan mempelajari kaum somah saja
c.       Belajar merawat orang sakit, antara lain denga membuat ramuan obat untuk diminumkan kepada sisakit, ataupun memesakkan makanan khusus untuk orang saikt.
d.      Memberikan pengertian-pengertian keagaamaan, terbatas pada belajar mengaji al-qur’an, bila si gadis bertambah dewasa, diajar melakukan sembahyang dan puasa pada bulan ramadhan.
Semua pendidikan tersebut, dilaksanakan secara tradisional, dan semua tergantung dari kebijaksanaan orang tua dan kemampuan orang tuanya. Orang tua umumnya tidak pernah mendapat pendidikan khusus mengenai hal tersebut; dari pendidikan formal. Jadi semuanya semata-mata tergantung dari pengalaman dan kehidupan sehari-hari.
Tujuan pendidikan yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya (anak-anak gadisnya) adalah untuk mempersiapkan gadis-gadis tersebut untuk menjadi isteri yang betul-betul patuh terhadap suami yang diperuntukkan baginya, apapun yang terjadi. Kebebasan bergerak di depan umum dan kehidupan sosial di luar rumah, sama sekalih asing bagi mereka.
Keadaan seperti itulah yang banyak meyentuh hati nurani para pejuang emansipasi wanita. Mereka berpendapat bahwa wanita harus memiliki hak-hak yang sama dengan pria, terutama dalam kehidupan keluarga. Para pejuang wainta tersebut yakin bahwa hal tersebut hanya kana tercapai apabila para wanita mendapat pendidikan.


Para pejuang wanita yakin bahwa dengan pendidikan yang diterima kaum wanita maka akan dapat membasmi sebab atau hal-hal yang dapat menyebabkan penderitaan wanita. Sebab-sebab tersebut adalah:
a.       Perkawinan dibawah umur
b.      Perkawinan yang hanya memperhatikan kepentingan orang tua dengan tanpa memperhatikan kepentingan gadis yang bersangkutan.
c.       Poligami, sistem selir.
d.      Tidak ada undang-undang perkawinan yang mengatur dan menjamin hak-hak wanita sebagai isteri dan ibu rumah tangga
e.       Kesewenang-wenangan suami sebagai kepala rumah keluarga.
Hasil yang diharapkan adalah mempersiapkan wanita untuk memasuki jenjang perkawinan da menjadi ibu rumah tangga yang baik dan mengetahui hak-haknya dan menjalankan kewajibannya dengan sempurna. Oleh karena itu sekolah kejuruan wanita adalah sekolah yang paling dianjurkan untuk pendidikan gadis-gadis. Menyusul sekolah bidan dan perawat
Pada tahun 1914, pemerintah belanda mendirikan sekolah-sekolah khusus wanita. Alasan-alasan dari pemerintah belanda mengapa gadis-gadis indonesia perlu memperoleh pendidkan adalah
a.       Membuka jalan bagi pendidikan anak yang direncanakan
b.      Dapat mengembangkan sifat-sifat hemat, rapi da teratur dalam rumah tangga dan turut pula membantu untuk mengurangi kecenderungan beranak banyak, ialah hal yang biasa melekat pada rumah tangga kalangan bawah.
c.       Dapat merintangi poligami perkawinan yang disatu pihak tidak diinginkan
d.      Dapat mengurangi kematian dan penyakit dikalangan rakyat, karena wanita terdidik mau menerima pengertian tentang kebersihan.
e.       Dapat membuat hidup lebih nikmat dan membuat kaum pria yang telah maju lebih merasa kerasan tinggal dirumah
f.       Dapat membuka jalan bagi kaum wanita untuk dapat ikut serta dalam hidup bermasyakarat membuka jalan untuk dapat menduduki berbagai jabatan
Selanjutnya dinyatakan bahwa perbedaan khas arti pendidikan unutk gadis-gadis dan untuk anak laki-laki adalah, pendidikan untuk kaum pria mempunyai kegunaan langsung terlihat dan bersifat ekonomis, sedangkan pendidikan kaum wanita lebih penting artinya untuk pendidikan bangsa dan dengan demikian secara tidak langsung mendorong dengan kuat sosial da ekonomi bangsa tersebut.
Pada zaman dahulu pemerintah hanya memperhatikan pendidikan bagi anak laki-laki saja, bekerja secara setengah-setengah dan akan mendorong tumbuhnya suatu masyarakat yang secara intelektualis bersifat timpang. Mengenai keberatan-keberatan umum terhadap sekolah campuran dinyatakan sebagai berikut:
a.       Rendahnya kedudukan wanita pada umunya dalam pandangan dan dalam lingkungan rumah tangga dan masyarakat bangsa-bangsa yang maish terbelakang.
b.      Pandangan bahwa seorang wanita pada umumnya tidak memerlukan untuk mencari nafkah.
c.       Memencilkan gadis-gadis kalau mereka ahli baliq, terutama dipertahankan dengan keras dalam masa pertunanga.
d.      Kadang-kadang juga terdapat rasa enggan untuk menyekolahkan gadis-gadis pada sekolah-sekolah sempurna, karena bagi wanita kurang enak kalau harus berjalan sewaktu pulang sekolah diantara banyak laki-lakinya yang berkeliaran yang semberono.
Dari pertimbangan-pertimbangan diatas diambil kesimpulan sebagai berikut:
a.       Tidaklah bijaksana kalau pihak pemerintah memberi dorongan untuk berdirinya sekolah putri tersendiri, pada tingkatan sekolah dasar.
b.      Baik sekalih untuk mendirikan sekolah-sekolah khusus wanita yang lebih tua usianya dan untuk pendidikan lanjutan.
c.       Sekolah-sekolah puteri khusus itu haruslah merupakan sambungan dari lembaga-lembaga pendidikan dasar yang ada dan harus bertujuan membentuk ibu-ibu rumah tangga yang maju dan berpendidikan baik.
d.      Belum lagi tiba masanya untuk mendirikan sekolah-sekolah negeri untuk gadis-gadis yang mempersiapkan mereka untuk berjabatan dan pekerjaan
e.       Karena alasan-alasan praktis hendaknya pada sekolah-sekolah yang dimasuki sub b dan c digabungkan
Kalau dikaji lebih jauh lagi dengan melihat data yang ada faktor yang menghambat pada kesempatan belajar bagi wanita pada waktu itu adalah datangnya dari orang tua itu sendiri. Pada waktu itu pemerintah telah membuka sekolah campuran yang boleh diikuti baik dari pihak pria maupun wanita yang memenuhi persyaratan. Dan untuk memenuhi kebutuhan mengajar pada sekolah-sekolah tersebut, pemerintah mendirikan sekolah khusus guru yang materi pendidikannya adalah keterampilan yang diperlukan untuk rumah tangga meliputi:


a.       Memasak, mengatur perabot rumah tangga
b.      Menjahit, menisik, menampal, menghias kain
c.       Mencuci dan menyetrika
d.      Ilmu pendidikan
Tujuan pendidikannya sesuai dengan yang diperjuangkan oleh kaum wanita pada zaman itu, adalah mendidik calon rumah tangga yang memiliki kecakaapan dan keterampilan dalam tugas-tugas kerumahtanggaan.
Selama perang dunia kedua jenis pendidikan tersebut dinamakan pendidikan keputrian dan bahasanya pengantarnya dari bahasa belanda diganti menjadi bahasa indonesia dan sekolahnya pun dirubah menjadi S.K.P (sekolah kepandaian puteri) dan S.G.K.P (sekolah guru kepandaian puteri) yang materi pendidikannya dan tujuan pendidikannya masih tetap seperti sebelumnya.
Setelah indonesia merdeka jenis pendidikan ini diberi nama pendidikan wanita, kemudian berubah menjadi pendidikan kejuruan kewanitaan. Tujuan pendidikannya sama dengan sebelumnya, akan tetapi lebih disesuaikan dengan pembentukan warga negara yang merdeka. Dalam periode ini hambatan-hambatan yang datangnya dari orang tua berangsur-ansur menghilang, dapat dilihat dari jumlah wanita yang memasuki lembaga-lembaga pendidikan. Dengan demikian untuk wanita semakin meluas, kemudian dibukalah kursus BI, PKP (BI pendidikan kepandaian puteri) di jakarta. Mahasiswanya adalah guru-guru lulusan SGKP yang telah mengajar beberapa tahun. BI, PKP mempunyai jurusan-jurusan/ bagian-bagian:
a.       Bagian AI, memasak da pengetahuan yang berhubungan dan methodik khusus
b.      Bagian AII. Kerumah tanggaan dan pengetahuan yang berhubungan dan methodik khusus
c.       Bagian B. Menjahit dan pengetahuan yang berhubungan dan methodik khusus
d.      Bagian C. Menggambar kerajinan tangan dan pengetahuan yang berhubungan dan methodik khusus.
Tujuannya yaitu menyiapkan calon ibu rumah tangga yang baik dan calon guru-guru kejuruan kewanitaan tersebut diatas. Dalam periode berikutnya banyak guru BI, PKP mendapat kesempatan belajar diluar negeri dan mereka mempelajari pendidikan yang sejenis dengan pola yang berbeda sesuai dengan negaranya masing-masing. Maka dikenallah macam-macam nama jenis untuk pendidikan tersebut antara lain:
a.       Home economics
b.      Home and family life education
c.       Home science
d.      Domestic science
e.       Home teknology
Dari hasil kunjungan keluar negeri inilah dapat dikumpulkan bahan yang berhubungan dengan pendidikan tersebut diatas, kemudian diolah dan dipikirkan bersama untuk dilihat kemungkinannya dapat diterapkan di indonesia
Pada tahun 1955 sampai tahun 1956 timbullah gagasan untuk mencari suatu metode dalam melaksakan cita-cita kesejahteraan masyarakat melalui keluarga. Pemerintah telah menyadari pentinngnya pendidikan laki-laki maupun wanita dalam usaha penigkatan taraf hidup masyarakat dan kesehjahteraan bangsa indonesia.
Pada tahun 1957 dibogor diadakan seminar yang dinamakan seminar hiu lconomics. Anggota-anggota pesertanya terdiri dari:
a.       Para ahli bidang kewanitaan
b.      Wakil-wakil dari lembaga makanan rakyat
Dari seminar tersebut lahirlah instilah “Pendidikan Kesejahteraan Keluarga” istilah ini dianggap paling tepat untuk jenis pendidikan yang dicita-citakan tadi, sesuai dengan azaz-azaz yang dijunjung tinggi oleh bangsa indonesia, ialah azaz kekeluargaan dan gotong royong. Oleh karena itu dirasa amat penting adanya kesatuan pendapat dalam konsepsi pendidikan kesejahteraan tersebut diatas. Maka berdasarkan UU no. A 48 008/U.U tertanggal 28 agustus 1961, terbentuklah suatu panitia yang bernama “panitia penyusun tata susunan mata pelajaran pendidikan kesejahteraan keluarga”.
Anggotanya terdiri dari wakil-wakil:
a.       Dapartemen pendidikan kebudayaan, di wakili oleh
·         Jawatan pendidikan kejuruan
·         Jawatan pendidikan umu
·         Jawatan pendidikan guru
·         Jawatan pendidikan masyarakat
·         Urusan pendidikan kejuruan kwwanitaan
·         Biri perundang-undangan
b.      Fakultas keguruan ilmu pendidikan, diwakili oleh ketua jurusan ilmu kesejahteraan keluarga universitas indonesia
c.       Dapartemen sosial
d.      Dapartemen kesehatan
e.       Dapartemen pertanian
f.       Dapartemen agama
g.      Lembaga psykhology, UI
h.      Fakultas kedokteran UI
i.        Lembaga makanan masyarakat
j.        Palang merah indonesia
k.      Taman siswa
l.        DPRGR
m.    Wakil dari kongres wanita indonesia
n.      Beberapa tamu ahli
Sejak tahun 1961 SKP, SGKP, PKP berangsur-angsur mengalami perubahan dan penyempurnaan materinya. Lahirnya nama-nama berikut:
a.       SKKP (sekolah kesejehteraan keluarga pertama)
b.      SKKA (sekolah kesejahteraan keluarga atas)
Lama pendidikannya 3 tahun dengan jurusan-jurusannya:
a.       Makanan dan tata laksana rumah tangga
b.      Pakaian dan tekstil
c.       Kerajinan
d.      Membimbing anak
Semenjak itu BI, PKP, yang lama waktu pendidikannya 2 tahun diperpanjang menjadi 3 tahun kemudian dilebur dalam jurusan ilmu kesejahteraan keluarga, yang pertama di indonesia adalah di jakarta. Kemudian lahirlah  IKIP-IKIP lainnya di seluruh Indonesia. Telah disadari bahwa pendidikan tersebut untuk diketahui oleh semua lapisan masyarakat, baik pria maupun wanita. Suatu keluarga baru dikatakan sejahtera apabila semua anggota keluarga tersebut ada usaha kearah itu.
Pada tahun 1969, telah berdiri 9 buah PLPKK provinsi latihan yang diikuti oleh:
a.       Guru-guru SKKP
b.      Guru-guru SKKA
c.       Guru-guru sekolah umur
d.      Guru-guru SLA
e.       Organisasi-organisasi wanita
Jenis pendidikan tersebut terus berkembang sampai saat ini, dan  perguruan tinggi yang telah membuka bidang study PKK adalah:
a.       Jakarta
b.      Bandung
c.       Yogyakarta
d.      Makassar
e.       Semarang
f.       Surabaya
g.      Padang
h.      manado
Tujuannya yaitu mencetak tenaga-tenaga ahli tingkat menengah yang siap melaksanakan tugas yang berhubungan dengan keahliannya masing-masing. Dan Untuk meningkatkan tenaga pengajar penataran-penataran baik untuk tingkat guru-guru SMP, maupun guru-guru tingkat tingkat SMA. Dan PKK berkembang bukan saja pada profesi sebagai pendidik, akan tetapi telah meluas pada bidang ketanakerjaan lainnya.
2.2  PENGERTIAN  KESEJAHTERAAN KELUARGA
A. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses bantuan (bimbingan, pembinaan, atau tuntunan) kepada individu untuk mencapai suatu tujuan.
Pengertian pendidikan menurut para ahli:
1.      Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah tuntutan didalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudanya adalah pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya
2.      Ahmad D.Marimba
Adalah bimbingan atau bimbingan secara sadar oleh pendidik terdapat perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju terbentuknya keperibadian yang utama.
3.      H,H,Horne
Pendidikan adalah alat dimana kelompok sosial melanjutkan keberadaannya dalam mempengaruhi diri sendiri serta menjaga idealismenya.

4.      Menurut UU No. 20 Tahun 2003
Pendidikan adalah usaha sadar untuk mewujudkan suasana belajar da proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirnya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan harus diarahkan pada usaha :
a.       Membangun kualitas manusia yang takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b.      Mempunyai semangat dan kesadaran kebangsaan yang tinggi.
c.       Berbudi pekerti yang luhur dan berkepribadian yang kuat.
d.      Cerdas.
e.       Terampil.
f.       Dapat memelihara hubungan yang baik antara sesama manusia dan lingkungannya.
g.      Dapat mengembangkan dan menyuburkan sikap demokrasi.
h.      Sehat jasmani.
i.        Mampu mengembangkan daya estetis.
j.        Berkesanggupan membangun diri dan masyarakat.
B. Kesejahteraan
Kesejahteraan berasal dari kata sejahtera yakni suatu keadaan yang baik, kondisi dimana manusia dalam keadaan makmur, sehat dan damai. Menurut KKBI kata kesejahteraan merupakan kata benda ynag mempunyai arti hal atau keadaan sejahtera, keamanan, keselamatan dan ketentraman. Sedangkan kata sejahtera sendiri memiliki arti aman sentosa dan makmur, selamat (terlepas dari segala macam gangguan). Kesejahteraan dalam pada intinya mencakup dua hal pokok yaitu kesejahteraan sosial yang bersifat jasmani (lahir) dan rohani (batin).
C. Keluarga
Keluarga adalah Suatu unit sosial terkecil dalam masyarakat yang anggota-anggotanya terikat oleh adanya hubungan Perkawinan yang diatur oleh undang-undang serta hubungan darah (anak kandung) atau ( anak adopsi) dan mengabdi dirinya kepada usaha untuk mencapai tujuan bersama untuk kelangsungan hidup yang dilandasi rasa cinta kasih dan sayang seta tanggung jawab.

Pengertian keluarga menurut para ahli:
1.      Duvall dan Logan ( 1986 ) :
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
2.      Bailon dan Maglaya ( 1978 ) :
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
3.      Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) :
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
4.      Helvie (1981)
Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam suatu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
5.      Ny. Sri Rusmini, B.A. (1984)
Keluarga adalah suatu kesatuan yang anggota-anggotanya mengabdikan dirinya pada kepentingan dan tujuan keluarga dengan rasa cinta dan kasih sayang, dimana anggota-anggotanya berkewajiban tolong menolong dan berusaha mensukseskan tujuan keluarga serta dimana anggota-anggotanya berhak mengeluarkan pendapatnya dan didengarkan pendapatnya oleh anggota yang lain.
Jadi, pengertian pendidikan kesejahteraan keluarga adalah pendidikan yang ditujukan kepada seluruh anggota keluarga dalam usaha membina suatu keluarga yang sejahtera bagi seluruh anggota keluarga.
D. Ilmu kesejahteraan keluarga
Ilmu kesejahteraan keluarga adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan keluarga, hal-hal yang mempengaruhi kehidupan keluarga, serta cara-cara memperbaiki kehidupan keluarga, menuju ke arah kesejahteraan keluarga.






2.3. TUJUAN ILMU KESEJAHTERAAN KELUARGA
Dalam hubungan dengan pengertian pendidikan kesejahteraan keluarga dan perkembangan yang telah tercapai hingga saat ini, maka tujuan pendidikan kesejahteraan keluarga sudah lebih berkembang yakni :
a.       Untuk mendidik anggota keluarga.
b.      Meningkatkan kemampuan, kecakapan, dan keterampilan anggota keluarga dalam memenuhi kebutuhan keluarga dengan sumber yang dimiliki.
c.       Untuk mendidik anggota keluarga menjadi anggota keluarga yang baik dan anggota masyarakat yang bertanggung jawab.
d.      Membuka berbagai kesempatan kerja yang ada hubungannya dengan kerumahtanggaan dengan wiraswasta atau menjadi pekerja, guru dan sebagainya.
2.4 PENGERTIAN SOSIOLOGI KELUARGA
            Sosiologi keluarga adalah ilmu yang mempelajari realitas sosiologis dari interaksi, pola, bentuk dan perubahan dalam lembaga keluarga, juga pengaruh perubahan/pergeseran masyarakat terhadap keluarga dan berpengaruh sistem dalam keluarga terhadap masyarakat secara umum.
Pengertian sosiologi keluarga dapat didevinisikan, sebagai suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah atau adopsi yang disatukan dalam susunan rumah tangga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dan menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami istri, ayah ibu, putra dan putrinya, saudara laki-laki dan perempuan serta merupaka pemeliharaan kebudayaan.


BAB III
PENUTUP
3.1  KESIMPULAN
1.      Sejarah perkembangan ilmu kesejahteraan keluarga
     Pada tahun 1955 sampai tahun 1956 timbullah gagasan untuk mencari suatu metode dalam melaksakan cita-cita kesejahteraan masyarakat melalui keluarga. Pemerintah telah menyadari pentinngnya pendidikan laki-laki maupun wanita dalam usaha penigkatan taraf hidup masyarakat dan kesehjahteraan bangsa indonesia.
Pada tahun 1957 dibogor diadakan seminar yang dinamakan seminar hiu lconomics. Anggota-anggota pesertanya terdiri dari:
a.       Para ahli bidang kewanitaan
b.      Wakil-wakil dari lembaga makanan rakyat
Dari seminar tersebut lahirlah instilah “Pendidikan Kesejahteraan Keluarga” istilah ini dianggap paling tepat untuk jenis pendidikan yang dicita-citakan tadi, sesuai dengan azaz-azaz yang dijunjung tinggi oleh bangsa indonesia, ialah azaz kekeluargaan dan gotong royong. Oleh karena itu dirasa amat penting adanya kesatuan pendapat dalam konsepsi pendidikan kesejahteraan tersebut diatas. Maka berdasarkan UU no. A 48 008/U.U tertanggal 28 agustus 1961, terbentuklah suatu panitia yang bernama “panitia penyusun tata susunan mata pelajaran pendidikan kesejahteraan keluarga”.
2.      Pengertian kesejahteraan keluarga
pengertian pendidikan kesejahteraan keluarga adalah pendidikan yang ditujukan kepada seluruh anggota keluarga dalam usaha membina suatu keluarga yang sejahtera bagi seluruh anggota keluarga.
Ilmu kesejahteraan keluarga adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan keluarga, hal-hal yang mempengaruhi kehidupan keluarga, serta cara-cara memperbaiki kehidupan keluarga, menuju ke arah kesejahteraan keluarga.
3.      Tujuan ilmu kesejahteraan keluarga
a.       Untuk mendidik anggota keluarga.
b.      Meningkatkan kemampuan, kecakapan, dan keterampilan anggota keluarga dalam memenuhi kebutuhan keluarga dengan sumber yang dimiliki.
c.       Untuk mendidik anggota keluarga menjadi anggota keluarga yang baik dan anggota masyarakat yang bertanggung jawab.
d.      Membuka berbagai kesempatan kerja yang ada hubungannya dengan kerumahtanggaan dengan wiraswasta atau menjadi pekerja, guru dan sebagainya.
4.      Pengertian sosiologi keluarga
Sosiologi keluarga adalah ilmu yang mempelajari realitas sosiologis dari interaksi, pola, bentuk dan perubahan dalam lembaga keluarga, juga pengaruh perubahan/pergeseran masyarakat terhadap keluarga dan berpengaruh sistem dalam keluarga terhadap masyarakat secara umum
3.2  SARAN
Menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka kami menyadari masih perlu banyak menambah referensi, memperbanyak sumber materi yang tentunya dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Sekiranya kepada pembaca apabila terdapat kesalahan baik itu dari materi ataupun dari pengetikan kami harap dimaklumi.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar